Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Gaya Hidup

Lemari Es Tanpa Listrik, Inovasi Siswa SD Al Azhar 14 Semarang yang Menjawab Kebutuhan Masyarakat

Perbesar

Karya Indonesia Lemari Es Tanpa Listrik penemuan anak SD

Karya Indonesia – Siswa SD Al Azhar 14 Semarang berhasil berinovasi dan membuat Karya Indonesia dengan menemukan lemari es tanpa listrik.

Penemuan ini tidak hanya sederhana, tetapi juga memiliki potensi besar untuk membantu masyarakat di daerah terpencil yang minim akses listrik.

Apa Itu Lemari Es Tanpa Listrik?
Lemari es tanpa listrik adalah sebuah alat pendingin sederhana yang dirancang untuk menjaga suhu rendah tanpa memerlukan daya listrik. Penemuan ini dikembangkan oleh tim siswa kelas 6 SD Al Azhar 14 Semarang, yang dipimpin oleh Rafif Alfarizi dan Nisa Aulia . Ide ini muncul saat mereka belajar tentang konsep pendinginan alami di sekolah.

Lampu Seumur Hidup: Inovasi Mahasiswa Brawijaya yang Terangi Masa Depan

“Lemari es ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip pendinginan pasif menggunakan bahan-bahan alami seperti tanah liat, pasir, dan air,” jelas Rafif dalam wawancara dengan Redaksi Inspirasi Nusantara . “Kami ingin menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan mudah digunakan oleh siapa saja.”

Teknologi Sederhana di Balik Penemuan Ini
Konsep dasar lemari es tanpa listrik ini adalah evaporasi air , yaitu proses penguapan air yang menyerap panas dan menghasilkan efek pendinginan. Lemari es ini dibuat dengan dua lapisan tanah liat yang di antaranya diisi dengan pasir basah.

Air dari pasir secara perlahan menguap, sehingga menciptakan suhu dingin di dalam ruang penyimpanan.

Untuk menjaga kelembapan dan meningkatkan efisiensi, bagian luar lemari dilapisi dengan kain basah yang secara berkala disiram air. Dengan desain ini, lemari es mampu menjaga suhu internal hingga beberapa derajat lebih rendah daripada suhu lingkungan sekitarnya. Meskipun tidak seefektif lemari es modern, alat ini cukup untuk menyimpan sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya agar tetap segar lebih lama.

Manfaat Sosial dan Lingkungan
Penemuan ini memiliki dampak sosial yang signifikan, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil yang belum memiliki akses listrik. Di Indonesia, masih banyak wilayah pedesaan yang kesulitan mendapatkan listrik untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk menyimpan makanan. Lemari es tanpa listrik dapat menjadi solusi alternatif untuk menjaga kualitas bahan makanan tanpa harus bergantung pada teknologi canggih.

Selain itu, alat ini juga sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan energi listrik atau bahan kimia berbahaya seperti freon.

Bahan-bahan yang digunakan, seperti tanah liat dan pasir, mudah ditemukan di alam dan dapat didaur ulang setelah masa pakai alat berakhir.

Proses Pengembangan dan Tantangan
Pengembangan lemari es tanpa listrik dimulai dari eksperimen sederhana di laboratorium sekolah. Tim siswa mencoba berbagai kombinasi bahan dan desain untuk mencapai hasil yang optimal.

Salah satu tantangan utama adalah menciptakan struktur yang kokoh namun tetap ringan, serta memastikan bahwa suhu di dalam lemari tetap stabil selama penggunaan.

“Awalnya, kami kesulitan menemukan proporsi pasir dan air yang tepat,” ungkap Nisa. “Namun, setelah beberapa kali percobaan, kami berhasil menemukan formula yang sesuai.”

Bimbingan dari guru pembimbing, Bu Rini Hartati , juga memainkan peran penting dalam kesuksesan proyek ini. “Saya hanya membantu mereka mengarahkan ide-ide kreatif mereka,” kata Bu Rini. “Anak-anak ini memiliki potensi besar, dan saya bangga melihat mereka mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.”

Karya Indonesia: Mengukir Prestasi di Dunia Kreatif Internasional

Apresiasi dan Pengakuan
Inovasi lemari es tanpa listrik telah mendapatkan apresiasi luas, baik dari kalangan pendidikan maupun masyarakat umum.

Penemuan ini bahkan berhasil meraih penghargaan dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelajar Tingkat Nasional 2023 , sebuah kompetisi yang diikuti oleh ribuan siswa dari berbagai sekolah di Indonesia.

Kepala Sekolah SD Al Azhar 14 Semarang, Ibu Dewi Lestari , menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian para siswa.

“Ini adalah bukti bahwa pendidikan tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang aplikasi nyata untuk membantu sesama,” katanya. “Kami berharap inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk manfaat yang lebih besar.”

Rencana Ke Depan
Saat ini, tim siswa sedang menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas pedesaan untuk memperkenalkan lemari es tanpa listrik kepada masyarakat.

Mereka juga berencana untuk membuat panduan sederhana agar masyarakat dapat membuat alat ini sendiri menggunakan bahan-bahan lokal.

“Kami ingin lemari es ini dapat digunakan oleh semua orang, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil,” tambah Rafif.

“Semoga penemuan ini bisa membantu mengurangi limbah makanan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.”

Harapan untuk Masa Depan
Lemari es tanpa listrik adalah contoh nyata bahwa inovasi tidak harus rumit atau mahal untuk memberikan dampak positif.

Dengan semangat kreativitas dan kepedulian terhadap sesama, siswa SD Al Azhar 14 Semarang telah membuktikan bahwa anak-anak pun dapat menjadi agen perubahan.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Video Monolog Gibran Rakabuming: Antara Pujian dan Kritik di Tengah Sorotan Publik

28 April 2025 - 14:16 WIB

Harga Emas Hari Ini Mengalami Penurunan Sebesar Rp 48 Ribu

23 April 2025 - 13:48 WIB

Harga Emas Antam Tmbus 2 Juta Perhari Ini, Diprediksi Akhir Tahun Tembus 2,3 Juta!

22 April 2025 - 19:57 WIB

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Setujui Subsidi 15 Golongan untuk Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Secara Gratis

21 April 2025 - 12:11 WIB

Minum Air Kelapa, Pria di Denmark Alami Kerusakan Organ Hingga Mati Otak

13 April 2025 - 13:55 WIB

Trending on Gaya Hidup