Karya Indonesia – Universitas Indonesia (UI) secara resmi meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menyampaikan permintaan maaf kepada sivitas akademika UI.
Langkah ini menyusul kontroversi disertasi dalam program doktoral Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) UI yang melibatkan politikus Partai Golkar tersebut.
Rektor UI, Heri Hermansyah, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil secara kolektif oleh empat organ UI, termasuk Dewan Guru Besar, Senat Akademik, dan Badan Penjaminan Mutu Akademik.
Hasilnya, UI memutuskan memberikan pembinaan kepada promotor, kopromotor, direktur program, kepala prodi, serta Bahlil selaku mahasiswa terkait.
“Pembinaan dilakukan sesuai tingkat pelanggaran akademik dan etik, termasuk penundaan kenaikan pangkat, permintaan maaf kepada sivitas akademika, serta perbaikan kualitas disertasi dan publikasi ilmiah,” kata Heri dalam konferensi pers, Jumat (7/3/2025).
Apa yang Terjadi?
UI tidak merinci secara spesifik pelanggaran yang dilakukan Bahlil, tetapi menyebut masalah ini terkait etika akademik.
Direktur Humas UI, Arie Afriansyah, menegaskan bahwa permintaan maaf harus disampaikan oleh semua pihak yang terlibat, termasuk Bahlil.
“Permintaan maaf wajib disampaikan oleh pihak-pihak terkait, termasuk BL. Selain itu, disertasinya harus direvisi sesuai arahan promotor dan kopromotor,” ujar Arie.
Namun, UI tidak menjelaskan apakah Bahlil harus menjalani sidang terbuka ulang atau cukup dengan merevisi disertasi.
Kelulusan Bahlil Ditangguhkan
Sebelumnya, UI telah menangguhkan kelulusan doktor Bahlil melalui Surat Keputusan Rektor Nomor 26 Tahun 2022. Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi empat organ UI pada November 2024.
“Kelulusan BL ditangguhkan hingga ada keputusan sidang etik. UI juga meminta maaf kepada publik atas polemik ini, yang sebagian bersumber dari kekurangan internal kami,” demikian pernyataan resmi UI dalam rilis yang ditandatangani Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, KH Yahya Cholil Staquf, Rabu (13/11/2024).
Respons UI dan Komitmen Perbaikan
UI menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga integritas akademik dan memperbaiki tata kelola. Rektor Heri menambahkan, pembinaan dilakukan dengan prinsip kearifan akademik, bukan sekadar hukuman.
“Kami berkomitmen memastikan standar akademik tinggi dan transparansi. Perbaikan ini mencakup seluruh aspek, mulai dari proses bimbingan hingga publikasi,” tegasnya.
Bahlil Belum Berkomentar
Hingga berita ini diturunkan, Bahlil Lahadalia belum memberikan respons resmi.
Sementara itu, publik masih menunggu langkah konkret UI dalam menyelesaikan polemik ini, termasuk apakah revisi disertasi Bahlil akan dipublikasikan secara terbuka.