Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Internasional

Eskalasi Konflik di Gaza: Serangan Udara Israel dan Krisis Humaniter yang Memanas

Perbesar

Eskalasi Konflik di Gaza: Serangan Udara Israel dan Krisis Humaniter yang Memanas

Karya Indonesia – Gelombang serangan udara Israel yang mengakhiri gencatan senjata di Gaza menandai eskalasi besar dalam konflik Israel-Palestina.

Dalam pernyataan resminya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut bahwa serangan ini “baru permulaan” dan akan terus berlanjut hingga Israel mencapai tujuan utamanya: menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.

Serangan yang dilakukan pada Selasa (18/3/2025) menjadi salah satu hari paling berdarah sejak awal perang pada 2023, dengan lebih dari 413 korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan ini tidak hanya menargetkan pejabat militer Hamas, tetapi juga menewaskan banyak warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Pernyataan Netanyahu dan Strategi Israel
Dalam pidato televisi pada Selasa malam, Netanyahu memperingatkan bahwa negosiasi gencatan senjata lebih lanjut akan berlangsung “di bawah tembakan.” Ia menegaskan bahwa Hamas harus memahami bahwa aturan permainan telah berubah.

“Hamas sudah merasakan kekuatan tangan kami dalam 24 jam terakhir, dan saya ingin berjanji kepada Anda—dan kepada mereka—bahwa ini baru permulaan,” kata Netanyahu, seperti dikutip The Guardian .

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memperkirakan bahwa konflik di Gaza bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel lainnya, Israel Katz, menegaskan bahwa “gerbang neraka akan terbuka” jika Hamas tidak memenuhi tuntutan Israel, termasuk pembebasan sandera.

Militer Israel juga telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi wilayah utara dan timur Gaza, mengindikasikan kemungkinan serangan darat dalam waktu dekat. Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa ribuan warga mulai mengungsi untuk mematuhi perintah tersebut, meskipun kondisi mereka sangat lemah, baik secara fisik maupun psikologis.

Korban Jiwa dan Dampak Humaniter
Menurut otoritas kesehatan Palestina, serangan udara Israel telah menewaskan 413 orang , termasuk pejabat tinggi Hamas , serta banyak warga sipil. Salah satu serangan di Rafah menewaskan 17 anggota satu keluarga , termasuk lima anak-anak, orang tua mereka, dan seorang pria beserta ketiga anaknya.

Rumah sakit-rumah sakit di Gaza melaporkan situasi mengerikan akibat lonjakan jumlah korban. Di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, pasien tergeletak di lantai karena fasilitas medis yang kewalahan. Seorang gadis kecil terlihat menangis saat lengannya yang berlumuran darah diperban oleh petugas medis. Di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, puluhan jenazah berjejer di halaman sementara para ibu meratapi tubuh anak-anak mereka yang tewas.

“Situasi di Gaza benar-benar memilukan. Tidak ada ketahanan lagi. Orang-orang hidup dalam kondisi yang sangat lemah, baik fisik maupun psikologis,” kata seorang pejabat bantuan di Gaza kepada The Guardian .

Klaim Israel atas Serangan
Juru bicara militer Israel, Letkol Nadav Shoshani, menyatakan bahwa serangan ini diluncurkan setelah intelijen mendeteksi rencana Hamas untuk melakukan serangan baru guna menculik atau membunuh warga sipil dan tentara Israel. Menurut Shoshani, Hamas menolak proposal dari utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, untuk memperpanjang jeda pertempuran.

“Hamas bisa saja memilih jalur lain. Mereka bisa memilih untuk membebaskan semua sandera, tetapi mereka malah memilih penolakan, teror, dan perang,” ujar Shoshani.

Israel juga menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang disepakati pada Januari 2025. Fase pertama dari kesepakatan tersebut melibatkan pembebasan 25 sandera Israel dan pemulangan jenazah delapan sandera lainnya, dengan imbalan pembebasan sekitar 1.900 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Namun, fase kedua, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pembebasan seluruh sandera, dan penghentian perang secara permanen, belum terwujud karena penolakan Israel untuk melanjutkan pembahasan.

Bulan ini, Israel memblokir pengiriman bantuan ke Gaza dan memutus pasokan listrik tersisa sebagai upaya menekan Hamas. Pejabat Hamas, Taher al-Nunu, menyebut langkah ini sebagai “ujian moral” bagi komunitas internasional.

“Mereka bisa memilih untuk membiarkan kembalinya kejahatan yang dilakukan oleh tentara pendudukan, atau mereka bisa menegakkan komitmen untuk mengakhiri agresi dan perang terhadap rakyat tak bersalah di Gaza,” ujar Nunu.

Reaksi Internasional
Di Washington, juru bicara Gedung Putih menyatakan bahwa Israel telah berkonsultasi dengan pemerintahan AS sebelum melancarkan serangan ini. Meski demikian, serangan ini menuai kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia, yang menyoroti dampak serangan terhadap warga sipil di Gaza.

Para analis memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat memicu krisis humaniter yang lebih besar dan mengancam stabilitas regional. Mereka mendesak komunitas internasional untuk bertindak cepat guna mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Presiden Prabowo Kutuk Serangan Teroris di Kashmir, Tegaskan Penolakan terhadap Segala Bentuk Terorisme

25 April 2025 - 11:48 WIB

Harga Emas Antam Tmbus 2 Juta Perhari Ini, Diprediksi Akhir Tahun Tembus 2,3 Juta!

22 April 2025 - 19:57 WIB

Sugiono dan Menlu AS Marco Rubio Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis Bilateral

17 April 2025 - 16:07 WIB

Presiden Prabowo Ungkap Kekaguman Terhadap Tokoh Besar Turki

11 April 2025 - 13:01 WIB

Indonesia – Turki Sepakat Bela Palestina dan Bangun Kembali Gaza

11 April 2025 - 12:15 WIB

Trending on Internasional