Karya Indonesia — Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan bahwa pola komunikasi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto akan dievaluasi secara berkelanjutan sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem dan tradisi pemerintahan yang tengah dibangun.
“Karena itu, (pola komunikasi) itu akan dievaluasi terus-menerus bagi pemerintahan Presiden Prabowo dan upaya untuk terus memperbaiki sistem dan tradisi pemerintahan yang akan dibangun oleh Pak Prabowo,” ujar Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/4).
Muzani menekankan bahwa evaluasi ini juga akan mempertimbangkan masukan dan kritik dari masyarakat demi penyempurnaan komunikasi pemerintah ke depan.
“Pada masa-masa yang akan datang, apa yang menjadi pandangan dan bahkan kritik dari masyarakat oleh Pak Prabowo diperhatikan dan dicari solusinya,” tambahnya.
Ia memahami bahwa pemerintahan Prabowo baru memasuki enam bulan masa kerja, sehingga pola komunikasi masih dalam tahap penyesuaian dan pencarian bentuk yang tepat.
“Kadang-kadang efektif, kadang-kadang tidak efektif, kadang-kadang bagus, tetapi kadang-kadang ada beberapa penyimpangan besar yang disampaikan,” ungkap Muzani.
Pernyataan Muzani ini sejalan dengan pengakuan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu yang secara terbuka mengakui kelemahan dalam strategi komunikasi publik pemerintah selama 150 hari pertama masa kepemimpinannya.
Dalam wawancara bersama tujuh pemimpin redaksi media nasional yang disiarkan oleh TVRI, Selasa (8/4), Prabowo secara jujur menyebut bahwa tanggung jawab atas lemahnya komunikasi publik adalah sepenuhnya berada di pundaknya.
“Saya akui bahwa 150 hari saya sendiri menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya,” kata Prabowo menanggapi pertanyaan Pemimpin Redaksi Detikcom, Alfito Deannova Gintings.
Prabowo juga mengungkapkan alasan di balik kurang optimalnya komunikasi publik di awal masa jabatannya. Ia menyebut, kebiasaannya lebih mengutamakan pembuktian lewat kerja nyata ketimbang berbicara di ruang publik menjadi salah satu faktor.
“Jadi, saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya. Jadi, saya harus selalu dinilai oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan,” tegasnya saat berbicara dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, di hari yang sama.
Komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki komunikasi ini diharapkan bisa memperkuat kepercayaan publik dan mempermudah masyarakat dalam memahami arah kebijakan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.