Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Internasional

Donald Trump Lakukan “Kunjungan Bersejarah” ke Timur Tengah, Dimulai dari Arab Saudi

Perbesar

Karya Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump , memulai kunjungan bersejarahnya ke Timur Tengah dengan mengawali lawatannya di Arab Saudi , Senin (12/5/2025).

Kunjungan ini disebut sebagai salah satu langkah diplomatik besar pertama selama masa jabatan keduanya. Trump tiba di Riyadh pada Selasa (13/5) siang waktu setempat, disambut oleh Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) , pemimpin de facto Kerajaan Arab Saudi.

Pesawat kepresidenan AS, Air Force One , yang membawa Trump mendarat di Riyadh dengan pengawalan sejumlah jet tempur F-15 milik Arab Saudi. Kunjungan empat hari ini akan mencakup beberapa negara Teluk, termasuk Qatar dan Uni Emirat Arab , serta kemungkinan perjalanan ke Turki untuk menghadiri perundingan damai antara Rusia dan Ukraina.

Fokus pada Hubungan Ekonomi
Kunjungan Trump ke Arab Saudi lebih menekankan aspek ekonomi daripada isu keamanan, meskipun situasi geopolitik di kawasan itu tetap memanas akibat konflik Gaza dan ancaman eskalasi atas program nuklir Iran. Dalam kunjungannya, Trump berbicara dalam Forum Investasi Saudi-AS dan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin negara Teluk Arab.

“Sementara energi tetap menjadi landasan hubungan kita, investasi dan peluang bisnis di kerajaan telah meluas dan berlipat ganda berkali-kali lipat,” kata Menteri Investasi Saudi, Khalid al-Falih , saat membuka forum tersebut.

Al-Falih menambahkan bahwa kolaborasi antara warga Saudi dan Amerika telah membuka pintu bagi hasil yang luar biasa. “Hal-hal hebat terjadi ketika joint venture terjadi,” imbuhnya.

Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio (yang juga merangkap sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS) dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth dalam kunjungan ini. Delegasi AS tampak fokus pada peningkatan investasi dua arah dan memperkuat hubungan ekonomi strategis dengan negara-negara Teluk.

Agenda di Qatar dan Uni Emirat Arab
Setelah meninggalkan Arab Saudi, Trump dijadwalkan mengunjungi Qatar pada Rabu (14/5) dan Uni Emirat Arab pada Kamis (15/5). Di kedua negara tersebut, fokus utama tetap pada isu ekonomi dan investasi. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama bilateral, terutama dalam bidang infrastruktur, teknologi, dan energi terbarukan.

Hubungan AS dengan Qatar dan Uni Emirat Arab telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan kedua negara menjadi mitra penting dalam proyek-proyek investasi global dan inisiatif keamanan regional.

Kemungkinan Perjalanan ke Turki
Dalam pernyataannya kepada wartawan sebelum keberangkatannya, Trump menyebut kemungkinan dirinya akan terbang ke Turki pada Kamis (15/5) untuk menghadiri perundingan damai antara Rusia dan Ukraina .

“Saya berpikir untuk benar-benar terbang ke sana. Ada kemungkinan itu, saya kira, jika saya berpikir hal itu dapat terjadi,” kata Trump di Gedung Putih.

Dia menambahkan bahwa dia meyakini pertemuan tersebut dapat menghasilkan hasil positif. “Saya pikir Anda mungkin mendapatkan hasil yang baik dari pertemuan pada hari Kamis (15/5) mendatang di Turki antara Rusia dan Ukraina, dan saya meyakini kedua pemimpin akan berada di sana,” tambahnya.

Jika jadi hadir, ini akan menjadi langkah diplomatik besar bagi Trump, yang dikenal sering mencoba memainkan peran mediasi dalam konflik internasional.

Signifikansi Kunjungan ke Timur Tengah
Kunjungan ini merupakan kunjungan besar pertama Trump ke luar negeri selama masa jabatan keduanya, setelah kunjungan singkatnya ke Roma untuk menghadiri pemakaman mendiang Paus Fransiskus pada akhir April lalu. Trump menyebut kunjungan ke kawasan Teluk ini sebagai “kunjungan bersejarah.”

Selama beberapa dekade, AS dan Arab Saudi telah memelihara hubungan kuat berdasarkan kesepakatan strategis: Saudi menyediakan minyak, sementara Washington memberikan keamanan. Namun, kunjungan ini menandai pergeseran fokus menuju kerja sama ekonomi yang lebih luas, termasuk investasi di bidang teknologi, industri, dan energi terbarukan.

Tantangan Geopolitik di Latar Belakang
Meskipun fokus utama adalah ekonomi, tantangan geopolitik tetap ada. Konflik di Gaza, program nuklir Iran, dan ketegangan antara Israel dan negara-negara Teluk masih menjadi ancaman potensial di kawasan. Namun, Trump tampaknya ingin memprioritaskan stabilitas ekonomi sebagai cara untuk meredam ketegangan regional.

Kunjungan ini juga menjadi momentum bagi AS untuk memperkuat posisinya di Timur Tengah di tengah pengaruh yang semakin besar dari China dan Rusia di kawasan tersebut.

Penutup
Kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah mencerminkan upaya AS untuk memperdalam hubungan ekonomi dengan mitra strategisnya di kawasan Teluk. Meskipun tantangan geopolitik tetap ada, fokus pada ekonomi dan investasi menunjukkan pendekatan pragmatis untuk menjaga stabilitas regional. Jika kunjungan ini berhasil menciptakan kesepakatan signifikan, hal itu dapat memperkuat posisi AS sebagai mitra utama negara-negara Teluk dalam jangka panjang.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Iran Klaim Tembak Jatuh Empat Jet Tempur Siluman F-35 Israel, Picu Guncangan di Kawasan

17 June 2025 - 14:11 WIB

Rudal Iran Gempur Situs Strategis Israel, Kediaman Keluarga Netanyahu Hampir Terkena Serangan

16 June 2025 - 10:12 WIB

Iran Hujani Israel dengan Ratusan Rudal Balistik, Operasi “True Promise 3” Resmi Dimulai

14 June 2025 - 20:36 WIB

Mayor Jenderal Hossein Salami Tewas, Iran Janji Balas Serangan Udara Israel

13 June 2025 - 13:04 WIB

Protes Anti-Kebijakan Imigrasi Trump Meluas, Kerusuhan dan Penjarahan Warnai Aksi di Sejumlah Negara Bagian AS

12 June 2025 - 14:58 WIB

Trending on Internasional