Karya Indonesia – Ketegangan di Timur Tengah memuncak setelah Mayor Jenderal Hossein Salami, Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dilaporkan tewas dalam serangan udara masif yang dilancarkan Israel ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir di Teheran pada Jumat dini hari.
Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengonfirmasi bahwa Salami gugur saat lokasi strategis di kawasan timur ibu kota, termasuk kompleks hunian pejabat militer di Shahrak-e Mahallati, menjadi sasaran serangan udara yang diduga diluncurkan oleh lebih dari 20 jet tempur Israel.
Operasi militer yang oleh media Israel disebut sebagai “Operasi Rising Lion” itu juga dilaporkan menewaskan sejumlah tokoh penting lainnya, termasuk Panglima Militer Iran Mohammad Bagheri dan beberapa ilmuwan nuklir senior. Namun, klaim tersebut belum sepenuhnya dikonfirmasi oleh pemerintah Iran.
Menanggapi insiden tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan pernyataan keras. Ia menyebut serangan itu sebagai tindakan kriminal yang melampaui batas, dan bersumpah akan membalas dengan hukuman yang “pahit dan menyakitkan” bagi Israel.
“Tangan kotor rezim Zionis kembali menunjukkan wajah sejatinya dengan membombardir wilayah permukiman dan membunuh para patriot bangsa ini. Bangsa Iran tidak akan diam, dan atas izin Tuhan, para martir akan segera digantikan oleh pejuang baru,” ujar Khamenei dalam pernyataan resminya.
Fars News, media yang berafiliasi dengan IRGC, menyebut ledakan hebat terdengar di berbagai titik di Teheran saat serangan terjadi. Beberapa saksi mata melaporkan suara dentuman besar di langit malam, sementara layanan penerbangan di Bandara Internasional Imam Khomeini dihentikan dan wilayah udara Iran ditutup total.
Di sisi lain, pejabat senior Israel yang dikutip oleh Iran International menyatakan bahwa target utama serangan adalah infrastruktur militer dan rumah-rumah pejabat tinggi Iran. Ia menegaskan bahwa warga sipil tidak termasuk dalam sasaran operasi.
Menyusul serangan tersebut, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menetapkan status darurat nasional. Ia memperingatkan warga Israel bahwa balasan berupa serangan rudal atau drone dari Iran kemungkinan besar akan segera terjadi.
“Setelah tindakan pre-emptive ini, kami siap menghadapi segala bentuk serangan balasan. Keamanan rakyat Israel adalah prioritas utama kami,” ujar Katz.
Situasi ini menandai eskalasi serius dalam hubungan antara Iran dan Israel yang selama ini sudah berada di ambang konflik terbuka. Komunitas internasional menyerukan penahanan diri dari kedua belah pihak guna mencegah pecahnya perang besar di kawasan tersebut.