Karya Indonesia – Penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam pertemuan American Society for Nutrition di Orlando pada 3 Juni 2025 mengungkapkan bahwa fitosterol , senyawa alami yang ditemukan dalam tanaman, dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Temuan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya pola makan berbasis nabati dalam menjaga kesehatan.
Apa Itu Fitosterol?
Fitosterol, atau sterol tanaman, adalah senyawa yang secara alami terdapat dalam berbagai jenis tumbuhan seperti kacang-kacangan , biji-bijian , biji rami , dan minyak nabati . Senyawa ini memiliki struktur kimia yang mirip dengan kolesterol manusia, tetapi fungsinya sangat berbeda.
Fitosterol bekerja dengan memblokir penyerapan kolesterol di usus, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Menurut Eating Well , fitosterol tidak hanya membantu menjaga kadar kolesterol tetap sehat, tetapi juga dapat memberikan manfaat lain bagi metabolisme tubuh.
Hasil Penelitian Terbaru
Penelitian ini melibatkan analisis data dari lebih dari 200.000 orang dewasa di Amerika Serikat, termasuk perawat dan profesional kesehatan lainnya.
Data dikumpulkan selama periode tindak lanjut yang mencapai 36 tahun , dengan peserta memberikan informasi rinci tentang pola makan dan kondisi kesehatan mereka.
Peserta dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan jumlah konsumsi fitosterol mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan fitosterol tertinggi—yang cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan nabati—memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Secara spesifik:
Penurunan risiko penyakit jantung : 9 persen lebih rendah dibandingkan kelompok dengan konsumsi fitosterol lebih sedikit.
Penurunan risiko diabetes tipe 2 : 8 persen lebih rendah dibandingkan kelompok dengan konsumsi fitosterol lebih sedikit.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa konsumsi fitosterol yang lebih tinggi berkaitan dengan perubahan positif pada penanda metabolik, seperti:
Peningkatan regulasi insulin.
Penurunan tingkat peradangan.
Peningkatan jumlah metabolit sehat dalam tubuh.
Temuan ini menunjukkan bahwa fitosterol tidak hanya berperan dalam menurunkan kadar kolesterol, tetapi juga memiliki dampak luas pada kesehatan metabolik secara keseluruhan.
Makanan Sumber Fitosterol yang Direkomendasikan
Untuk mendapatkan manfaat fitosterol, Anda disarankan untuk menambahkan makanan sumber fitosterol ke dalam menu harian. Berikut beberapa makanan yang kaya akan fitosterol:
Kacang-kacangan : Almond, pistachio, kenari, dan kacang mete.
Biji-bijian : Biji bunga matahari, biji rami, dan biji chia.
Legum : Lentil, kacang chickpea, dan kacang merah.
Buah-buahan dan sayuran : Jeruk, alpukat, brokoli, dan kubis Brussels.
Minyak nabati : Minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak biji bunga matahari.
Mengonsumsi makanan ini secara rutin dapat membantu meningkatkan asupan fitosterol dan mendukung kesehatan jantung serta metabolisme tubuh.
Keterbatasan Penelitian
Meskipun temuan ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini bersifat observasional .
Artinya, penelitian hanya menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi fitosterol dan penurunan risiko penyakit jantung serta diabetes tipe 2, tetapi tidak membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.
Selain itu, karena penelitian ini melibatkan sebagian besar profesional kesehatan, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan populasi umum. Namun, penelitian ini tetap menegaskan pentingnya pola makan yang kaya akan makanan nabati untuk mendukung kesehatan jangka panjang.
Kesimpulan
Penelitian tentang fitosterol menunjukkan potensi besar senyawa ini dalam membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Dengan menambahkan makanan sumber fitosterol ke dalam menu harian, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan tubuh.
Namun, para ahli menekankan bahwa konsumsi fitosterol harus dilakukan sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
“Pola makan yang kaya akan fitosterol adalah salah satu cara untuk mendukung kesehatan jantung dan metabolisme, tetapi tidak bisa berdiri sendiri tanpa kombinasi aktivitas fisik dan pengelolaan stres,” kata salah satu peneliti dalam presentasi tersebut.