Karya Indonesia – Batuk berdahak yang berlangsung selama dua minggu atau lebih bukanlah hal sepele. Kondisi ini bisa menjadi tanda awal penyakit tuberkulosis (TBC), penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Sayangnya, banyak orang menganggap remeh gejala awal TBC, karena mirip dengan penyakit saluran pernapasan biasa seperti flu atau batuk karena cuaca. Hal ini disampaikan oleh dr. Astuti Setyawati, Sp.P(K), FISR, dalam talkshow Instagram Kementerian Kesehatan RI.
“Banyak pasien datang sudah dalam kondisi parah karena mengira batuknya cuma karena masuk angin atau maag. Padahal, batuk dua minggu atau lebih harus segera diperiksa,” tegasnya.
Gejala TBC yang Harus Diwaspadai
TBC tidak selalu menunjukkan gejala berat sejak awal. Gejala berkembang perlahan dan sering kali tidak disadari. Berikut adalah gejala khas TBC:
Batuk berdahak selama lebih dari dua minggu
Batuk bercampur darah
Demam ringan, terutama di malam hari
Berkeringat di malam hari tanpa sebab jelas
Penurunan berat badan drastis tanpa alasan
Hilang nafsu makan dan cepat lelah
Gejala-gejala ini dapat disalahartikan sebagai gejala kelelahan, flu, atau infeksi ringan. Namun jika tidak diperiksa, infeksi dapat menyebar ke paru-paru dan menyebabkan kerusakan serius.
Kapan Harus ke Dokter?
Pemeriksaan medis harus segera dilakukan jika:
Batuk berdahak tidak kunjung sembuh dalam dua minggu, meski sudah mengonsumsi obat batuk
Disertai demam, keringat malam, dan penurunan berat badan
Merasa cepat lelah atau nafsu makan turun drastis
“Kalau gejala itu muncul dan tak kunjung membaik, jangan tunda ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Bisa jadi itu TBC,” tegas dr. Astuti.
Pemeriksaan awal biasanya mencakup wawancara medis, pemeriksaan dahak, rontgen paru, dan bisa dilanjutkan dengan tes tuberkulin atau GeneXpert jika diperlukan.
TBC Bisa Diobati, Tapi Harus Dikenali Sejak Dini
Meski TBC tergolong penyakit serius, pengobatan TBC tersedia secara gratis di puskesmas dan dapat sembuh total jika dideteksi sejak dini dan diobati secara tuntas. Penting untuk menyelesaikan pengobatan sampai akhir (biasanya 6–9 bulan), agar tidak terjadi resistansi obat.
Dr. Astuti menambahkan bahwa tidak semua pasien mengalami batuk berdarah sejak awal. Banyak yang datang hanya dengan keluhan ringan seperti tubuh kurus, lemas, dan hilang nafsu makan.
“Kadang batuknya cuma sesekali, tapi badan makin kurus dan lemah. Itu juga tanda. Jangan tunggu sampai parah,” pungkasnya.
Kesimpulan
Tuberkulosis masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala sejak awal dan segera memeriksakan diri adalah kunci pencegahan penyebaran. Ingat, batuk lebih dari dua minggu bukan hal biasa — segera periksa!