Karya Indonesia — Seorang dosen perempuan di Universitas Negeri Makassar (UNM) dikabarkan melaporkan Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, atas dugaan pelecehan seksual.
Laporan tersebut menyeruak setelah sang dosen mengaku menerima pesan-pesan bernuansa tidak pantas dari sang rektor melalui aplikasi WhatsApp.
Dalam keterangannya, korban yang memilih untuk tidak menyebutkan identitasnya menyatakan bahwa ia kerap menerima kiriman video pornografi dan ajakan untuk bertemu di hotel dari Prof. Karta.
Ia juga mengklaim beberapa pesan bernada mesum telah dihapus oleh sang rektor, meskipun ia sendiri mengaku selalu menolak dan berusaha mengalihkan topik setiap kali percakapan menjurus ke arah yang tidak pantas.
“Pesan-pesan itu membuat saya tidak nyaman. Saya tolak dan mencoba menjauh secara halus,” ujarnya.
Menanggapi tudingan tersebut, Rektor UNM Prof. Karta Jayadi membantah keras segala bentuk tuduhan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya.
Ia menyatakan tidak pernah mengirimkan video asusila maupun mengajak dosen tersebut bertemu di hotel.
“Saya menolak keras tuduhan tersebut. Saya merasa selalu menjaga jarak secara profesional,” kata Karta saat dikonfirmasi, Jumat (22/8).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa jika laporan resmi telah masuk dan terbukti mencemarkan nama baiknya, dirinya tak segan mengambil langkah hukum dengan melapor balik pihak yang bersangkutan.
“Kalau laporan itu memang ada, saya akan proses secara hukum. Saya tidak pernah melakukan hal seperti yang diberitakan,” tegasnya.
Prof. Karta juga menyebut bahwa dosen yang diduga melaporkannya itu memang kerap menghubungi dirinya untuk urusan pekerjaan.
Ia bahkan merasa terganggu dengan sebutan yang dilontarkan oleh dosen tersebut dalam pesan pribadi.
“Justru saya merasa tidak nyaman karena sering dipanggil ‘Prof Ganteng’ di WhatsApp. Itu mengganggu saya secara pribadi,” imbuhnya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait status laporan tersebut.
Pihak UNM pun belum mengeluarkan pernyataan institusional terkait dugaan kasus yang kini menjadi sorotan publik dan civitas akademika.