Karya Indonesia — Djodi Ridder Putra menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan terobosan besar yang harus dilanjutkan dan diperkuat, bukan dihentikan.
Menurutnya, meski belakangan sempat terjadi insiden yang menimbulkan keprihatinan, manfaat program jauh lebih besar dibandingkan kendala yang muncul.
“Dulu, waktu saya sekolah, banyak anak-anak yang bekalnya cuma nasi dan mie, nasi dan nugget. Kadang hanya tempe tipis, atau bahkan air putih untuk ganjal perut. Hati orang tua mana yang tidak sedih melihat itu?” ujarnya.
Djodi menekankan bahwa MBG telah membawa perubahan nyata bagi anak-anak Indonesia.
“Sekarang, anak-anak bisa makan bergizi. Ada ayam, ikan, sayur, buah, bahkan susu. Hal yang sederhana bagi sebagian orang, tapi sangat berharga untuk anak-anak,” lanjutnya.
Terkait insiden sejumlah anak yang mengalami sakit perut, Djodi meminta hal itu dijadikan bahan evaluasi, bukan alasan penghentian program.
“Insiden itu memang tidak boleh terulang. Tapi solusinya bukan menghentikan MBG. Justru harus kita evaluasi, tata kelolanya diperbaiki, dari pengelolaan di dapur sampai distribusi,” tegasnya.
Djodi juga menguraikan manfaat luas MBG, Anak-anak lebih sehat dan bersemangat belajar, Petani dan nelayan mendapat peningkatan pemasukan, UMKM lokal ikut bergerak, Lapangan pekerjaan baru terbuka.
“Semua merasakan manfaatnya,” jelas Djodi.
Djodi menutup pernyataannya dengan penekanan pada pengawasan dan standar keamanan pangan.
“Tugas kita sekarang adalah memastikan pengawasan lebih ketat, standar keamanan lebih tinggi, dan menutup rapat celah kesalahan agar tidak ada insiden lagi. Karena anak-anak Indonesia berhak terus mendapatkan makanan bergizi, tumbuh sehat, dan punya masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya.