Karya Indonesia, Bojonegoro — Para peserta Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPSS) 2025 menikmati pengalaman unik saat melakukan kunjungan budaya ke Geopark Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, pada Rabu (12/11/2025).
Kedatangan rombongan dari enam negara peserta disambut meriah oleh siswa-siswi SD se-Kecamatan Ngasem dengan penampilan Tari Api Kayangan, tarian khas Bojonegoro yang menggambarkan keabadian api alam di kawasan tersebut.
Dalam kunjungan ini, peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing belajar tari Api Kayangan, Wayang Thengul, dan kegiatan merajut bersama seniman lokal.
Anastasya, salah satu pembimbing tari, menjelaskan makna filosofis Tari Api Kayangan.
“Tari ini menggambarkan api abadi yang tak pernah padam. Terinspirasi dari kisah Mbah Kriyo Kusumo, seorang empu pembuat pusaka Majapahit yang bertapa di hutan dan menyalakan api yang menyala hingga kini,” terangnya.
Sementara itu, Bagus, pembimbing Wayang Thengul, memperkenalkan kesenian tradisional yang menjadi ikon Bojonegoro.
“Kata thengul berasal dari methentheng dan methungul. Karena wayang ini terbuat dari kayu tiga dimensi, dalang harus mengangkatnya dengan tenaga ekstra agar tampak muncul di hadapan penonton,” jelasnya.
Antusiasme peserta terlihat dari interaksi mereka selama kegiatan. Moisova Nataly, peserta asal Kazakhstan kategori Mathematic Primary, mengaku kagum dengan pengalaman yang didapat.
“I like this activity. This is a new culture for us. (Saya suka kegiatan ini. Ini pengalaman budaya baru bagi kami),” ujarnya dengan senyum.
Hal senada disampaikan Nguyen Chan Phue dari Thailand, peserta kategori Science Secondary.
“This is a pleasure thing for me, especially for Asians. (Ini hal yang menyenangkan bagiku, terutama sesama negara Asia),” tuturnya.
Kegiatan hari kedua ASMOPSS di Bojonegoro ditutup dengan Gala Dinner di pelataran Kayangan Api. Para peserta menikmati suasana malam dengan latar kobaran api abadi yang menjadi ikon wisata geologi dan budaya Bojonegoro.
Kunjungan ini diharapkan tidak hanya mempererat hubungan antarnegara peserta ASMOPSS, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Bojonegoro kepada dunia internasional.
