Karya Indonesia – Anggota MPR RI, Rachel Maryam Sayidina mengatakan empat pilar MPR RI tengah menghadapi tantangan dan peluang besar di era perkembangan teknologi yang begitu pesat. Hal ini disampaikan saat sosialisasi empat pilar MPR di Kabupaten Bandung.
Rachel mengatakan, perkembangan teknologi digital telah membawa dampak signifikan terhadap cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan. Sementara internet dan media sosial mempermudah akses informasi, mereka juga menjadi sarana penyebaran konten negatif seperti hoaks, ujaran kebencian, dan ideologi ekstrem yang dapat merusak persatuan bangsa.
“Di era digital ini, kita harus lebih waspada terhadap ancaman yang datang dari dunia maya. Media sosial sering kali digunakan untuk menyebarkan konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Rachel.
Ia menambahkan bahwa tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman generasi muda terhadap Empat Pilar Kebangsaan. Survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga independen menunjukkan bahwa sebagian besar anak muda tidak sepenuhnya memahami makna dan urgensi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar untuk menggunakan teknologi digital sebagai alat untuk menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda.
“Media sosial adalah ruang publik yang sangat efektif untuk berkomunikasi dengan generasi muda. Dengan konten yang kreatif, informatif, dan interaktif, kita bisa membuat nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika lebih dekat dengan kehidupan mereka,”jelas Rachel.
“Misalnya kampanye digital yang berhasil, seperti video animasi pendek tentang Pancasila atau challenge TikTok yang mengajak pengguna untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman. Generasi muda suka dengan hal-hal yang visual dan mudah dipahami. Inilah kesempatan kita untuk mengemas nilai-nilai kebangsaan secara modern,” tambahnya.
Empat Pilar MPR RI adalah fondasi yang telah teruji menjaga keutuhan dan stabilitas bangsa Indonesia. Namun, di era digital yang penuh tantangan, diperlukan pendekatan baru yang inovatif dan inklusif untuk memastikan nilai-nilai ini tetap relevan dan dihayati oleh seluruh masyarakat, terutama generasi muda.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan luhur ini. Mari bersama-sama memperkuat fondasi kebangsaan kita demi masa depan Indonesia yang lebih baik,”tegas Rachel.
