Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Uncategorized

Kenali Angina Refrakter: Nyeri Dada yang Tetap Muncul Setelah Pemasangan Ring atau Bypass

Perbesar

Karya Indonesia – Banyak pasien jantung mengira bahwa nyeri dada akan hilang sepenuhnya setelah menjalani prosedur medis seperti pemasangan ring (stent) atau operasi bypass.

Namun kenyataannya, sebagian pasien tetap mengalami nyeri dada berulang meski pengobatan telah dilakukan secara optimal. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai angina refrakter.

Apa Itu Angina Refrakter?
Angina refrakter adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner yang terus terjadi selama tiga bulan atau lebih meskipun pasien telah mendapatkan pengobatan maksimal, baik berupa obat-obatan, pemasangan stent, maupun bypass.

“Kalau pasien sudah diberi obat, pasang ring, atau bypass tapi tetap nyeri dada selama tiga bulan, itu disebut angina refrakter,” jelas dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, Subsp. PRKV(K), PhD, dalam talkshow Instagram Kementerian Kesehatan RI, Senin (30/6/2025).

Mengapa Nyeri Dada Bisa Tetap Muncul?
Pada angina refrakter, pembuluh darah koroner tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan oksigen untuk otot jantung, meski tindakan invasif sudah dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena:

Penyempitan pembuluh darah menyebar atau terlalu kecil untuk ditangani dengan ring atau bypass.

Gangguan mikrovaskular, yaitu kelainan pada pembuluh darah kecil yang tidak tampak pada pemeriksaan biasa.

Kerusakan jantung kronis akibat riwayat serangan jantung.

Respons tubuh yang kurang optimal terhadap terapi sebelumnya.

Kondisi ini juga sering ditemukan pada pasien dengan faktor risiko tinggi, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol LDL tinggi.

Gejala Umum Angina Refrakter
Gejala khas yang muncul antara lain:

Nyeri dada di bagian tengah atau seperti ditekan beban berat

Rasa sesak yang menjalar ke lengan kiri atau ulu hati

Timbul saat aktivitas ringan dan mereda saat istirahat

Muncul berulang selama lebih dari tiga bulan

Masih Bisa Diobati? Ini Solusinya
Meski tidak semua pasien bisa kembali menjalani tindakan invasif, terdapat alternatif terapi non-bedah bernama External Counterpulsation (ECP).

“Efeknya seperti olahraga, tapi pasif,” kata dr. Ade.

Dalam terapi ini, manset khusus dipasang di kaki pasien dan memberikan tekanan ritmis yang mendorong darah ke jantung. Terapi dilakukan dalam 35 sesi selama tujuh minggu. Tidak semua pasien cocok untuk terapi ini, sehingga diperlukan evaluasi medis mendalam sebelumnya.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pemantauan Rutin
Angina refrakter merupakan tanda lanjut penyakit jantung koroner yang memerlukan penanganan jangka panjang. Oleh karena itu:

Pasien harus segera melapor jika nyeri dada tetap muncul setelah pengobatan.

Diperlukan evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis jantung.

Terapi lanjutan seperti ECP atau modifikasi gaya hidup bisa menjadi solusi penting.

Kesimpulan
Nyeri dada yang terus kambuh bukan hal yang bisa diabaikan, apalagi jika sudah menjalani prosedur seperti ring atau bypass. Angina refrakter memerlukan perhatian khusus, pengelolaan multidisiplin, dan komitmen pasien untuk kontrol rutin. Dengan pendekatan tepat, kualitas hidup pasien jantung tetap bisa dipertahankan.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

AS Kerahkan Kapal Perang di Pasifik Utara, Rusia-China Patroli Dekat Alaska

15 August 2025 - 11:05 WIB

UNICEF Kecam Serangan di Gaza yang Tewaskan 9 Anak Saat Antre Bantuan

12 July 2025 - 12:45 WIB

Wapres Gibran Tinjau Penanganan Tragedi Kapal Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Banyuwangi

6 July 2025 - 10:24 WIB

Presiden Prabowo dan Pangeran MBS Sepakati Kerja Sama Strategis Senilai Rp440 Triliun

3 July 2025 - 14:36 WIB

Kebakaran di RS Hermina Kampung Melayu, Puluhan Pasien Dievakuasi

2 July 2025 - 09:14 WIB

Trending on Uncategorized