Karya Indonesia – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Minggu (6/7), guna meninjau langsung penanganan tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Dalam kunjungan tersebut, Wapres akan menyambangi Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan yang dibentuk di kawasan pelabuhan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk, sekaligus memantau langsung proses pencarian korban dan evakuasi bangkai kapal yang hingga kini masih berada di dasar laut.
“Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan proses penanganan berjalan cepat dan tepat, serta memberikan dukungan moril kepada keluarga korban,” ujar seorang pejabat setempat.
Sterilisasi Area Pelabuhan Ketapang
Menjelang kedatangan Wapres Gibran, aparat keamanan dari TNI dan Kepolisian telah melakukan sterilisasi di berbagai titik strategis, termasuk ruang tunggu penumpang dan zona operasional ASDP Cabang Ketapang, guna menjamin kelancaran dan keamanan kegiatan.
Temui Keluarga Korban
Selain meninjau posko SAR, Wapres juga dijadwalkan bertemu dengan keluarga korban yang masih dinyatakan hilang. Kehadiran Wapres diharapkan bisa memberikan penguatan dan empati dari pemerintah pusat secara langsung.
Update Evakuasi dan Temuan Baru
Pada Sabtu (5/7), Tim SAR gabungan melaporkan telah menemukan objek di dasar laut pada kedalaman 40–60 meter, yang diduga kuat sebagai bangkai KMP Tunu Pratama Jaya.
Tim kini masih melakukan verifikasi lanjutan dengan menggunakan alat pendeteksi bawah laut, seperti Remotely Operated Vehicle (ROV) dan sonar yang dioperasikan oleh KRI Pulau Fanildo.
Jumlah Korban Per 6 Juli 2025
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, pukul 23.35 WIB, di perairan Selat Bali. Kapal tersebut mengangkut:
53 penumpang
12 awak kapal (ABK)
22 unit kendaraan
Data korban terkini:
30 orang selamat
6 orang ditemukan meninggal dunia
29 orang masih hilang dan dalam pencarian
Pemerintah Pastikan Penanganan Berlanjut
Pemerintah melalui Basarnas, Kemenhub, TNI AL, dan berbagai pihak terkait terus mengintensifkan pencarian dan evakuasi serta memprioritaskan dukungan kepada keluarga korban, termasuk penanganan psikososial dan pemenuhan hak-hak penumpang sesuai ketentuan perundang-undangan.