Karya Indonesia – Konflik internal antara kelompok Badui Arab dan komunitas Druze di wilayah Sweida, Suriah, memicu eskalasi militer setelah Israel meluncurkan serangan udara pada Selasa (15/7/2025).
Jet tempur Israel menghantam kota Sweida, dalam upaya yang diklaim sebagai tindakan perlindungan terhadap warga Druze di Suriah.
Menurut laporan SANA, media pemerintah Suriah, serangan terjadi saat pasukan keamanan Suriah masuk ke daerah konflik guna meredam bentrokan antar suku.
Namun, situasi memanas saat militer Israel ikut campur dengan dalih melindungi komunitas etnis dan religius Druze yang terjebak dalam pertempuran.
Netanyahu Tegaskan Komitmen terhadap Druze
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan bahwa tindakan militer tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap komunitas Druze.
“Israel berkomitmen mencegah bahaya terhadap komunitas Druze di Suriah karena aliansi persaudaraan yang erat dengan warga Druze kami di Israel, serta ikatan keluarga dan sejarah mereka dengan Druze di Suriah,” demikian pernyataan resmi dikutip dari Times of Israel.
Siapa Komunitas Druze?
Druze adalah komunitas etnoreligius unik yang berasal dari ajaran Islam Syiah Ismailiyah, berkembang sejak abad ke-11.
Kepercayaan Druze bersifat tertutup: hanya orang yang lahir sebagai Druze yang boleh memeluk agama ini, dan mereka juga tidak diizinkan pindah agama.
Komunitas ini tersebar di Suriah, Lebanon, Yordania, dan Israel, terutama di wilayah Dataran Tinggi Golan, yang kini diduduki Israel.
Posisi geografis mereka yang tersebar menyebabkan perbedaan sikap politik terhadap konflik Israel-Palestina.
Druze di Suriah, Lebanon, dan Yordania dikenal mendukung perjuangan Palestina, sementara Druze di Israel kerap dikenal lebih loyal terhadap negara Israel, bahkan aktif dalam dinas militer Zionis.
Konflik Lama yang Terulang
Bentrokan antara komunitas Badui dan Druze bukan hal baru di Suriah.
Ketegangan etnis dan politik, diperburuk oleh perang saudara berkepanjangan sejak 2011, membuat konflik ini mudah tersulut. Namun, campur tangan Israel kali ini dinilai berisiko memperluas eskalasi menjadi konflik regional.
Pemerintah Suriah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dampak serangan Israel terhadap wilayah sipil.
Sementara itu, pengamat internasional menyerukan penahanan diri agar konflik lokal tidak menjalar ke ranah geopolitik yang lebih besar.