Karya Indonesia — Puluhan truk bantuan kemanusiaan terlihat tertahan di perlintasan Zikim pada Selasa (22/7/2025).
Truk-truk yang dikoordinasikan oleh Program Pangan Dunia (WFP) itu sedianya akan memasok makanan, tepung, dan kebutuhan pokok lainnya ke Jalur Gaza.
Namun, Israel kembali menolak akses masuk bantuan kemanusiaan, memperburuk krisis yang telah mencapai tahap kelaparan massal.
Sebelumnya pada Minggu (20/7), WFP mengecam keras militer Israel setelah konvoi 25 truk mereka ditembaki ketika mendistribusikan bantuan ke wilayah Gaza utara.
Menurut pernyataan resmi WFP, tembakan berasal dari tank Israel, penembak jitu, dan senjata otomatis lainnya, yang mengarah ke kerumunan warga sipil di sekitar titik distribusi bantuan.
“Orang-orang ini hanya ingin memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka yang berada di ambang kelaparan,” ungkap WFP, menyebut serangan tersebut “sama sekali tidak dapat diterima.”
WFP juga menyatakan kekecewaannya terhadap pelanggaran jaminan sebelumnya yang diberikan oleh otoritas Israel bahwa konvoi bantuan tidak akan dijadikan target militer.
79 Tewas di Zikim, PBB Sebut Titik Bantuan Sebagai “Jebakan Maut”
Serangan terbaru di sekitar perlintasan Zikim menyebabkan 79 warga sipil tewas.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, lebih dari 1.020 orang telah tewas dan 6.500 lainnya terluka sejak 27 Mei 2025 akibat serangan Israel terhadap titik-titik distribusi bantuan.
Badan-badan PBB dan sejumlah pejabat kemanusiaan menyebut sistem distribusi bantuan yang dikendalikan Israel sebagai “jebakan maut”, karena justru menjadi target serangan ketika warga sipil berkumpul untuk mencari makanan.
Krisis Kemanusiaan Gaza Memburuk, Dunia Internasional Serukan Aksi
Sejak 2 Maret 2025, Israel menutup seluruh perlintasan perbatasan Gaza, menghentikan pengiriman makanan, bahan bakar, dan bantuan medis, mempercepat meluasnya kelaparan dan malnutrisi terutama di kalangan anak-anak dan pasien penyakit kronis.
Lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Israel Dihadapkan pada Tuntutan Internasional
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga tengah menyidangkan kasus dugaan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, berdasarkan pengaduan dari negara-negara anggota PBB.
PBB Serukan Akses Kemanusiaan Segera
Badan Pengungsi PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya menyerukan kepada semua pihak untuk segera membuka akses kemanusiaan ke Gaza.
Akses ini dinilai mendesak dan krusial untuk mencegah bencana kelaparan massal yang semakin dekat.
“Tanpa akses penuh dan aman untuk bantuan kemanusiaan, kita menghadapi bencana yang akan tercatat dalam sejarah sebagai kegagalan kolektif kemanusiaan,” ujar salah satu juru bicara WFP.