Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Internasional

Israel Terancam Isolasi Dunia dan Krisis Keuangan Jika Gagal Jalankan Rencana Perdamaian Trump di Gaza

Perbesar

Karya Indonesia – Sebuah studi ekonomi terbaru dari Israel memperingatkan dampak serius yang akan dihadapi negara itu jika rencana perdamaian yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza gagal dilaksanakan.

Laporan tersebut menyoroti risiko isolasi internasional, defisit keuangan besar, hingga anjloknya standar hidup masyarakat Israel.

Temuan itu dirilis oleh Aharon Institute for Economic Policy di Reichman University, dan dikutip oleh harian bisnis Calcalist.

Dalam laporan yang juga dikutip Middle East Monitor, disebutkan bahwa “pendudukan penuh atas Gaza akan mengakibatkan isolasi global, defisit besar dalam anggaran negara, dan penurunan tajam kesejahteraan publik.”

Menurut studi tersebut, ada tiga skenario terburuk yang dapat dihadapi Israel: pendudukan penuh atas Gaza, kelanjutan konflik tanpa solusi, atau kegagalan total implementasi proposal Trump.

“Melanjutkan permusuhan tanpa arah perdamaian akan terus menjerat ekonomi nasional dan memperdalam krisis sosial,” tulis laporan itu.

Satu-satunya jalan keluar, menurut para peneliti, adalah pelaksanaan penuh proposal perdamaian 20 poin Donald Trump, yang dianggap mampu menghentikan pertempuran dan menstabilkan ekonomi Israel.

Laporan itu juga mencatat bahwa dua tahun pasca-serangan besar Hamas—yang disebut sebagai “kegagalan keamanan terburuk Israel sejak berdiri”—konflik di Gaza telah menjerumuskan ekonomi negara tersebut dalam kondisi stagnan. Meski proposal Trump menunjukkan kemajuan, upaya mengakhiri perang masih menghadapi banyak hambatan.

Trump, melalui akun Truth Social-nya, memperingatkan Israel dan Hamas untuk “bergerak cepat” dalam menerapkan proposal perdamaian yang diajukan Washington. Ia menegaskan bahwa keterlambatan dapat berujung pada “pertumpahan darah besar-besaran”.

“Saya diberitahu bahwa fase pertama harus selesai minggu ini. Waktu sangat penting, atau pertumpahan darah besar akan terjadi—sesuatu yang tidak diinginkan siapa pun!” tulis Trump dengan gaya khas huruf kapitalnya.

Rencana perdamaian Trump saat ini tengah dibahas dalam pertemuan di Mesir antara perwakilan Israel dan Hamas, dengan harapan tercapainya gencatan senjata dalam waktu dekat.

Hamas sendiri dikabarkan telah menerima sebagian dari rencana tersebut, termasuk penghentian perang, penarikan pasukan Israel, pembebasan sandera dan tahanan Palestina, serta komitmen pemulihan wilayah Gaza tanpa pengusiran warga Palestina.

Namun, beberapa jam setelah ultimatum Trump, militer Israel tetap melancarkan serangan ke Gaza, yang menewaskan enam orang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan optimismenya bahwa pembebasan seluruh sandera dapat diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

“Kami berada di ambang pencapaian besar. Saya berharap, masih selama hari raya Sukkot, dapat mengumumkan kembalinya semua sandera kami, baik yang hidup maupun yang gugur,” ujarnya dalam pesan video berbahasa Ibrani.

Meski demikian, Netanyahu menegaskan bahwa IDF (militer Israel) akan tetap berada di wilayah Gaza dan tidak akan menarik pasukannya sepenuhnya, menegaskan komitmen untuk melucuti senjata Hamas.

“Ini akan terjadi, baik secara diplomatis melalui rencana Trump maupun secara militer oleh kami. Dengan cara mudah atau sulit,” tegasnya.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Prediksi Timnas Indonesia vs Irak: Duel Penentuan Asa ke Piala Dunia 2026

11 October 2025 - 18:47 WIB

Israel Terancam Isolasi dan Krisis Ekonomi Jika Rencana Perdamaian Trump Gagal di Gaza

10 October 2025 - 19:18 WIB

Serangan Udara Terjadi di Gaza Setelah Pengumuman Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas–Israel

9 October 2025 - 19:02 WIB

Aktivis Turki Ungkap Kekerasan Pasukan Israel: Disiksa, Dicaci, dan Dicegah Salat

6 October 2025 - 19:08 WIB

PM Malaysia Anwar Ibrahim Desak Pembebasan Relawan di Kapal Global Sumud Flotilla

3 October 2025 - 10:41 WIB

Trending on Internasional