Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Daerah

BPBD Bojonegoro Petakan Kawasan Rawan Bencana untuk Perkuat Mitigasi

Perbesar

Karya Indonesia, Bojonegoro — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro terus memperkuat langkah mitigasi bencana alam melalui pemetaan kawasan rawan bencana.

Upaya ini dilakukan guna mempermudah langkah antisipasi, penanganan cepat, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di seluruh wilayah Bojonegoro.

Menurut pemetaan terbaru, hampir seluruh kecamatan di Bojonegoro memiliki potensi bencana, dengan karakteristik yang berbeda-beda sesuai kondisi geografis dan iklim masing-masing wilayah.

Beberapa jenis bencana yang kerap terjadi di Bojonegoro antara lain banjir genangan, banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, kekeringan, tanah longsor, angin kencang, hingga kebakaran lahan dan hutan.

Sekretaris BPBD Bojonegoro, Ginuk Karniati menjelaskan, hasil pemetaan ini menjadi dasar strategis dalam menentukan prioritas penanganan di lapangan serta memperkuat peran masyarakat dalam kesiapsiagaan.

“Pemetaan kawasan rawan bencana menjadi langkah penting untuk memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi berbagai potensi bencana,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).

Kecamatan di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo seperti Trucuk, Kapas, dan Baureno termasuk wilayah dengan risiko tinggi banjir tahunan.
Sementara itu, kecamatan di bagian selatan Bojonegoro seperti Temayang, Gondang, dan Sekar rawan tanah longsor dan banjir bandang akibat kontur wilayah perbukitan.

Adapun wilayah Bojonegoro bagian barat, meliputi Tambakrejo dan Ngasem, juga memiliki kerentanan tinggi terhadap angin kencang dan kekeringan selama musim kemarau.

Ginuk menambahkan, BPBD Bojonegoro terus mengupayakan edukasi kebencanaan bagi masyarakat serta optimalisasi sistem peringatan dini (early warning system) di titik-titik rawan bencana.

“Kami bekerja sama dengan perangkat desa, TNI-Polri, dan relawan untuk memastikan masyarakat siap menghadapi potensi bencana di lingkungannya masing-masing,” jelasnya.

Selain itu, BPBD juga mendorong partisipasi publik dalam pelaporan kejadian baik melalui kanal online seperti media sosial, maupun jalur offline melalui perangkat desa dan relawan.

Sebagai langkah lanjutan, BPBD Bojonegoro tengah memperluas program Desa Tanggap Bencana (Destana). Melalui program ini, masyarakat diberi pelatihan tanggap darurat, evakuasi cepat, dan manajemen risiko bencana di tingkat lokal.

Ginuk berharap, sinergi pemerintah dan masyarakat ini dapat menekan risiko bencana seminimal mungkin dan menjamin keselamatan warga Bojonegoro secara berkelanjutan.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Banjir dan Longsor Melanda 12 Kabupaten/Kota di Sumut, 34 Orang Meninggal dan 52 Masih Hilang

27 November 2025 - 11:23 WIB

Kemenkes Minta Warga Jaga Sanitasi Setelah Lima Anak Meninggal akibat Flu Babi di Indragiri Hulu

26 November 2025 - 12:30 WIB

Indeks Kepuasan Masyarakat Meningkat, Pengamat Sosial Sebut Bukti Program Pemda Kukar Menyentuh Akar Rumput

26 November 2025 - 09:30 WIB

Lowongan Kerja Guru Les Pribadi Area Jabodetabek, Segera Daftarkan Diri Anda!

25 November 2025 - 10:15 WIB

Dibutuhkan Guru Les Pribadi Area Bekasi dan Tangerang, Ini Spesifikasinya!

23 November 2025 - 14:25 WIB

Trending on Daerah