Karya Indonesia — Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Muslim pertama sekaligus wali kota termuda dalam lebih dari satu abad yang memimpin New York City, kota terbesar di Amerika Serikat.
Kemenangan Mamdani dianggap sebagai tonggak politik baru bagi generasi muda dan komunitas minoritas di AS.
Dalam pidato kemenangannya, ia menyebut hasil pemilihan ini sebagai kemenangan seluruh warga New York.
“Terima kasih, New York City. Bersama-sama, kita telah menciptakan sejarah. Sekarang saatnya untuk bekerja,” ujar Mamdani disambut sorak para pendukungnya.
Dalam visi kebijakan yang ia usung, Mamdani berjanji memperjuangkan “Pajak Orang Kaya” atau Wealth Tax — kebijakan progresif untuk menekan kesenjangan ekonomi di kota metropolitan tersebut.
Rencananya mencakup pengenaan pajak penghasilan tambahan sebesar 2 persen bagi warga berpenghasilan di atas USD 1 juta per tahun, serta kenaikan tarif pajak penghasilan badan negara bagian menjadi 11,5 persen, setara dengan tarif di negara bagian tetangga, New Jersey.
Dana hasil pajak baru ini diproyeksikan menghasilkan USD 9–10 miliar per tahun, yang akan dialokasikan untuk:
Transportasi publik gratis,
Layanan penitipan anak universal, dan
Pembangunan perumahan terjangkau bagi warga New York.
Mamdani menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari “upaya bersama menuju keadilan ekonomi dan kesetaraan sosial” di kota dengan jurang kekayaan paling lebar di Amerika.
Putra dari sineas ternama India, Mira Nair, dan cendekiawan Uganda, Mahmood Mamdani, ini berhasil memenangkan pemilihan setelah mengalahkan dua nama besar:
Andrew Cuomo, mantan Gubernur New York yang maju sebagai kandidat independen, dan
Mamdani meraih lebih dari 50 persen suara, sementara Cuomo memperoleh sekitar 40 persen, dan Sliwa tertinggal jauh dengan 7 persen.
Kemenangan Mamdani tidak hanya menandai pergeseran politik di New York, tetapi juga menjadi simbol munculnya generasi pemimpin baru yang menekankan kesetaraan, transparansi, dan solidaritas sosial.
Analis politik menyebut keberhasilannya sebagai “refleksi dari semangat perubahan di kalangan pemilih muda dan kelas pekerja kota metropolitan.”
