Menu

Dark Mode
Dua Pelaku Pelecehan Seksual Anak Disabilitas di Jakarta Timur Ditangkap Polisi

Budaya

Karya Warisan Budaya Indonesia Reog Ponorogo Mendunia

Perbesar

Ponorogo, Jawa Timur – Reog Ponorogo, seni pertunjukan tradisional asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terus menjadi daya tarik budaya yang tak lekang oleh waktu.

Dengan keunikan dan nilai-nilai filosofisnya yang mendalam, Reog Ponorogo tidak hanya menjadi simbol identitas masyarakat setempat, tetapi juga telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang mendunia.

Keunikan Reog Ponorogo
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan yang menggabungkan unsur tari, musik, drama, dan ritual adat. Pertunjukan ini dikenal dengan masker singa barong raksasa yang disebut “Singa Barong” atau “Warok,” yang memiliki berat hingga 50 kilogram. Masker tersebut biasanya dihiasi bulu merak yang indah, menciptakan kesan megah dan magis saat dipentaskan.

Berita Populer: Uji Coba Gage ke Anyer-Kunjungan Wisman 2022 Diprediksi Rendah

Dalam setiap pertunjukan, seorang penari utama yang disebut “Warok” memegang peran penting. Ia harus memiliki kemampuan fisik luar biasa untuk menari sambil mengangkat topeng raksasa menggunakan giginya tanpa bantuan tangan. Selain itu, ada pula karakter “Klono Sewandono,” “Bujangganong,” dan para penari jathilan (penari kuda-kudaan) yang melengkapi cerita dalam pertunjukan.

Cerita yang sering dibawakan dalam Reog Ponorogo berkisar pada legenda cinta antara Klono Sewandono, seorang raja, dan Siti Jawahir, putri dari kerajaan lain. Namun, di balik cerita tersebut, terselip pesan moral tentang keberanian, keadilan, dan harmoni antara manusia dengan alam.

Upaya Pelestarian
Sebagai bagian dari warisan budaya takbenda, Reog Ponorogo terus dilestarikan oleh masyarakat Ponorogo dan pemerintah daerah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga eksistensi seni ini, mulai dari pelatihan generasi muda hingga festival tahunan seperti Grebeg Suro yang rutin digelar setiap bulan Muharram dalam kalender Islam.

Festival Grebeg Suro menjadi ajang unjuk kebolehan bagi kelompok-kelompok Reog di Ponorogo. Acara ini tidak hanya menampilkan pertunjukan Reog, tetapi juga diisi dengan kirab budaya, pertunjukan kesenian tradisional lainnya, dan ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Selain itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Bahkan, langkah lebih besar sedang diupayakan untuk mengajukan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Dunia kepada UNESCO.

Tantangan di Era Modern
Meski begitu, pelestarian Reog Ponorogo tidak lepas dari tantangan. Globalisasi dan modernisasi telah membawa perubahan signifikan dalam pola hidup masyarakat, termasuk minat generasi muda terhadap seni tradisional. Banyak anak muda yang lebih tertarik pada budaya populer ketimbang belajar seni tradisional yang membutuhkan dedikasi tinggi.

Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para pelaku seni dan komunitas lokal. Beberapa sekolah di Ponorogo bahkan telah memasukkan pelajaran tentang Reog ke dalam kurikulum ekstrakurikuler mereka. Tujuannya adalah agar anak-anak muda dapat mengenal dan mencintai budaya lokal sejak dini.

Mendunia Lewat Media Digital
Di era digital, Reog Ponorogo juga mulai menembus batas geografis melalui media sosial dan platform streaming. Video-video dokumenter serta konten edukatif tentang Reog banyak diunggah di YouTube, Instagram, dan TikTok. Hal ini membantu memperkenalkan Reog kepada audiens global, sehingga semakin banyak orang dari berbagai negara yang tertarik untuk mempelajari seni ini.

Salah satu contoh sukses adalah kolaborasi antara seniman Reog Ponorogo dengan seniman internasional dalam acara-acara budaya dunia. Misalnya, pertunjukan Reog pernah ditampilkan di beberapa festival seni di Eropa dan Asia, mendapatkan apresiasi luar biasa dari penonton mancanegara.

Harapan untuk Masa Depan
Reog Ponorogo bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan sebuah identitas budaya yang sarat makna. Bagi masyarakat Ponorogo, Reog adalah cerminan nilai-nilai kehidupan yang patut dijaga dan dilestarikan.

“Reog adalah jiwa kami. Melalui Reog, kami ingin mengajarkan kepada dunia bahwa budaya tradisional bisa tetap relevan di tengah arus modernisasi,” ujar Bapak Supardi, seorang sesepuh komunitas Reog di Ponorogo.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat, dan generasi muda, Reog Ponorogo diyakini akan terus hidup dan berkembang. Semoga seni ini tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga warisan budaya yang dikenal dan dihargai oleh seluruh dunia.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Denintel Kodam XIV Hasanuddin Berhasil Menangkap 40 Pelaku Passobis di Sidrap

25 April 2025 - 17:55 WIB

Gudang CV Sentoso Seal Disegel Pemkot Surabaya, Eks Karyawan Lega Ijazahnya Bakal Dikembalikan

23 April 2025 - 13:22 WIB

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Setujui Subsidi 15 Golongan untuk Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Secara Gratis

21 April 2025 - 12:11 WIB

Tidar Bandung Barat Dukung langkah Sekda dalam mengawal pemerintahan AMANAH

17 April 2025 - 18:43 WIB

Kepemimpinan Ajang Supandi DPC Gerindra Karawang Berhasil Raih 8 Kursi DPRD Serta Menangkn Prabowo Gibran

14 April 2025 - 14:24 WIB

Trending on Daerah