Karya Indonesia, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar pelatihan berbasis peluang kerja dan wirausaha baru tahap II tahun 2025.
Pelatihan Berbasis Peluang Kerja (Pelat Baja) diikuti oleh ratusan warga Bojonegoro dari berbagai elemen masyarakat. pelatihan ini dilaksanakan di Pendopo Malowopati, Selasa (21/10/2025).
Program ini digelar untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sekaligus membuka jalan menuju kemandirian ekonomi.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun semangat membaca peluang dan disiplin dalam berusaha. Menurutnya, menjadi wirausaha sukses bukan hanya soal modal, tetapi juga tentang ketekunan dan kepekaan terhadap kebutuhan pasar.
“Orang usaha itu harus tekun dan pandai membaca kebutuhan pasar. Apa yang dibutuhkan orang, itu yang harus kita siapkan, bukan sebaliknya,” ujar Bupati.
Bupati Setyo juga menegaskan komitmen Pemkab Bojonegoro untuk memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Ia menilai bahwa setiap individu memiliki potensi yang harus difasilitasi agar dapat berkontribusi di dunia kerja.
“Pemerintah hadir untuk semua golongan, termasuk teman-teman disabilitas. Mereka harus difasilitasi sesuai kemampuan dan diberikan ruang untuk berkembang agar bisa berdaya secara ekonomi,” tegasnya.
Selain itu, Bupati juga menyoroti pentingnya kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi di era digital.
“Kemampuan membaca peluang dan menyesuaikan keterampilan adalah kunci menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Amir Syahid, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi peserta agar siap bersaing di dunia kerja.
“Dari pelatihan sebelumnya, lebih dari 50 persen peserta telah terserap di pasar kerja. Ini menunjukkan keterampilan yang disiapkan sudah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja,” katanya.
Pelatihan tahap kedua ini diikuti oleh 310 peserta yang terbagi dalam berbagai bidang keterampilan, antara lain operator crane, rigger, excavator, forklift, las 3G, cleaning service, security gada pratama, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas dan purna pekerja migran Indonesia (PMI).
“Selain meningkatkan kompetensi, kegiatan ini juga membuka akses bagi penyandang disabilitas dan purna PMI untuk melatih diri, mengembangkan kemampuan, dan menjadi pribadi yang mandiri,” terang Amir.
Dengan semangat kolaborasi dan tekad untuk maju, pelatihan ini diharapkan melahirkan generasi pekerja dan wirausaha Bojonegoro yang mandiri, kreatif, dan siap bersaing, sejalan dengan visi Bojonegoro yang bahagia, makmur, dan membanggakan.
