Karya Indonesia, Bojonegoro — Kabupaten Bojonegoro resmi melangkah menuju pengakuan dunia setelah Geopark Bojonegoro lolos seleksi awal menuju UNESCO Global Geopark (UGGp).
Momen bersejarah ini dikemas dalam Gathering Sinergitas Geopark Nasional Bojonegoro di Hotel Aston Bojonegoro, Rabu (6/8), yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor.
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah mewakili Bupati Setyo Wahono, menegaskan bahwa kekayaan geologi Bojonegoro merupakan keistimewaan yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan tidak dijumpai di negara manapun.
“Ini menjadi satu-satunya geopark dengan keunikan geologi tersendiri. Geopark bukan sekadar alat dongkrak ekonomi, tapi upaya nyata menjaga kelestarian alam,” ujar Nurul Azizah.
Dalam forum ini, Bojonegoro dideskripsikan sebagai “laboratorium alam” dengan kekayaan geologi yang belum sepenuhnya terungkap. Ke depan, potensi ini diharapkan menjadi sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan pengembangan edukasi, pariwisata, dan pelestarian lingkungan.
Penandatanganan MoU dan Kolaborasi Lintas Sektor
Acara gathering juga diisi dengan penandatanganan MoU antara Pemkab Bojonegoro (Badan Pengelola Geopark) dengan berbagai mitra strategis, termasuk Ademos Bojonegoro, Hotel Aston, Pokdarwis Kedunglantung, biro perjalanan Angling Dharmo, LPPM Unigoro, media lokal Bojonegoro Raya, dan Museum 13.
Kepala Bappeda Bojonegoro Achmad Gunawan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya membangun pemahaman bersama mengenai nilai strategis Geopark Bojonegoro dan memperkuat sinergi antar institusi.
“Kita ingin memperkuat peran aktif semua pihak, karena keberhasilan menuju UGGp tidak bisa berjalan sendiri,” ujarnya.
Diskusi Ilmiah dan Produk Lokal
Forum ini juga menghadirkan diskusi panel bersama Ketua Tim Ahli Geologi BRIN Hanang Samodra dan GM Geopark Bojonegoro Kusnandaka Tjatur. Diskusi turut melibatkan pelaku Pokdarwis sebagai garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan titik-titik geosite.
Dalam pemaparannya, Kusnandaka menjelaskan bahwa penguatan geopark telah masuk dalam draft RPJMD 2024–2029, khususnya dalam aspek kajian ilmiah bersama perguruan tinggi lokal.
“Kita ingin Bojonegoro menjadi destinasi riset dan studi geologi. Regulasi sudah linier, tinggal kita perkuat kolaborasi dengan desa-desa sekitar geosite,” tegas Kusnandaka.
Kekayaan Lokal Tampil di Panggung Global
Sebagai wujud nyata dukungan terhadap ekonomi lokal, gathering juga menampilkan produk unggulan khas Bojonegoro seperti Sego Gulung Wonocolo, berbagai kerajinan tangan, serta buku dan pamflet edukatif seputar geopark.
Langkah menuju UGGp diharapkan bukan hanya memperkenalkan Bojonegoro di mata dunia, tetapi juga membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan berbasis budaya lokal.