Karya Indonesia – Penularan infeksi HIV , sifilis , dan hepatitis B dari ibu kepada bayi dapat dicegah melalui deteksi dini dan pengobatan tepat selama kehamilan.
Dalam upaya mendukung hal tersebut, Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan studi bernama MENJAGA , yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak sekaligus memperkuat sistem kesehatan yang mendasarinya.
Inovasi dalam Deteksi dan Pengobatan
Studi ini berfokus pada pencegahan penularan infeksi melalui tes cepat terjangkau yang dapat diintegrasikan ke dalam layanan antenatal di tingkat puskesmas. Intervensi dilakukan dengan pendekatan Continuous Quality Improvement (CQI) , yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan tes HIV , sifilis , dan hepatitis B pada ibu hamil secara signifikan.
Selama delapan bulan pelaksanaan (Maret–September 2024), 22 puskesmas di dua wilayah intervensi berhasil mengimplementasikan siklus Plan-Do-Study-Act (PDSA) , yang merupakan inti dari pendekatan CQI. Tim puskesmas dibimbing untuk:
Menganalisis akar masalah : Mengidentifikasi hambatan dalam layanan tes antenatal.
Merancang solusi berbasis konteks : Menyesuaikan inovasi dengan kebutuhan lokal.
Memantau dampaknya : Memastikan bahwa solusi yang diterapkan memberikan hasil nyata.
Hasilnya, cakupan tes untuk ketiga infeksi tersebut meningkat secara signifikan, menunjukkan keberhasilan pendekatan kolaboratif dan berbasis data.
Kolaborasi Lintas Sektor
Keberhasilan intervensi tidak hanya bergantung pada inovasi teknis, tetapi juga pada kolaborasi lintas sektor . Studi ini melibatkan kerja sama antara PKT UGM , Universitas Sebelas Maret , London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM) , dan University of New South Wales (UNSW) , dengan dukungan dari UK Medical Research Council .
Nama “MENJAGA” sendiri diambil dari kata “care” dalam antenatal care (ANC) , mencerminkan komitmen untuk menjaga kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan berkualitas.
Harapan untuk Perbaikan Layanan
Peneliti utama studi MENJAGA, Prof. Ari Probandari , menyampaikan harapannya agar hasil penelitian ini tidak hanya menjadi laporan akademik semata, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi perbaikan program kesehatan.
“Dalam pertemuan ini kami berharap mendapatkan umpan balik dan mendiskusikannya agar hasil studi ini tidak berhenti menjadi laporan penelitian saja, namun memberi dampak bagi perbaikan program,” ucap Prof. Ari dalam pertemuan diseminasi hasil studi MENJAGA di Bali pada Kamis (7/5/2025).
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk tenaga kesehatan, akademisi, dan pembuat kebijakan, guna memastikan hasil studi dapat diimplementasikan secara luas.
Dampak bagi Triple Elimination di Indonesia
Indonesia memiliki target global untuk mencapai triple elimination , yaitu eliminasi penularan HIV , sifilis , dan hepatitis B dari ibu ke anak pada tahun 2030. Studi MENJAGA diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan tujuan ini melalui:
Peningkatan akses tes : Tes cepat yang terjangkau dan mudah diakses di tingkat puskesmas.
Deteksi dini dan pengobatan : Memastikan ibu hamil yang positif mendapatkan pengobatan tepat waktu.
Penguatan sistem kesehatan : Kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat layanan kesehatan dasar.
Langkah Menuju Masa Depan Lebih Baik
Studi MENJAGA membuktikan bahwa pendekatan inovatif seperti CQI dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak. Dengan dukungan dari berbagai pihak, hasil studi ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia, sehingga lebih banyak ibu dan bayi dapat terlindungi dari risiko penularan infeksi.
Melalui upaya ini, Indonesia semakin dekat dengan visi global untuk mencapai triple elimination dan menjamin generasi masa depan yang lebih sehat.