Karya Indonesia – Gelombang aksi protes menentang kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus berlanjut. Pada Selasa (10/6), ratusan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di Los Angeles, memasuki hari kelima demonstrasi yang menyoroti penahanan massal dan tindakan keras terhadap imigran.
Massa berkumpul di depan salah satu fasilitas penahanan di pusat kota, tempat sejumlah aktivis ditahan setelah unjuk rasa sebelumnya. Suasana sempat memanas saat aparat Kepolisian Los Angeles (LAPD) membubarkan kerumunan dan menangkap beberapa peserta aksi.
Protes di Los Angeles bukanlah satu-satunya. Di kota lain seperti New York, ribuan demonstran memadati jalan-jalan utama Manhattan sebagai bentuk penolakan atas kebijakan imigrasi federal yang dianggap represif. Di Los Angeles sendiri, sekelompok demonstran bahkan sempat memblokir jalan bebas hambatan sebagai bentuk perlawanan sipil.
“Kami tidak bisa diam saat keluarga-keluarga dipecah dan orang-orang dikurung hanya karena ingin hidup lebih baik,” ujar salah satu demonstran, Maria Lopez, yang ikut serta dalam aksi di depan gedung penahanan.
Kebijakan imigrasi pemerintahan Trump, termasuk deportasi massal dan pembatasan visa, telah memicu perdebatan sengit secara nasional. Para kritikus menyebut pendekatan tersebut tidak manusiawi dan diskriminatif, sementara pendukungnya mengklaim langkah itu penting untuk menegakkan hukum dan menjaga keamanan negara.
Ketegangan atas isu imigrasi diprediksi masih akan terus meningkat, terutama menjelang pemilu mendatang di mana kebijakan imigrasi menjadi salah satu isu sentral yang memecah opini publik.